Monday, April 15, 2013

Melbourne Trip: Tips Berteman dengan Orang Asing


“There is always something worth you can have somewhere 
with someone you have never expected ”

Perjalanan ke Melbourne yang hanya berlangsung selama delapan hari memberikan banyak pengalaman yang tidak terlupakan. Perjalanan ini berawal dari ajakan seorang teman di kampus untuk mengikuti Harvard World Model United Nations 2013. Sebuah ajang yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia dalam sebuah forum simulasi sidang PBB. Ajang yang bagi kebanyakan orang merupakan ajang bergengsi. Tetapi, harus saya akui, saya bukan salah satu dari kebanyakan orang yang berpikir demikian. Bagi saya, MUN tidak lebih dari sebuah ajang biasa, bahkan mungkin ekstrimnya saya akan bilang bahwa MUN itu cenderung membosankan. Kendati demikian, agaknya teman saya sukses membujuk saya hingga akhirnya saya mau ikut dan bergabung menjadi delegasi FISIP UI bersamanya.

Keinginan saya untuk pergi mengikuti WMUN ke Melbourne pada gilirannya muncul dan tenggelam. Tetapi kemudian saya berpikir bahwa mencoba hal baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya mungkin akan menjadi tantangan yang seru. Lebih dari itu, menjalani suatu hal dengan setengah-setengah justru tidak akan mendatangkan hasil yang maksimal. Hingga akhirnya, saya putuskan untuk benar-benar menjalani ini dan menerima amanah sebagai head delegate yang dipercayakan delegasi kepada saya. Berjuang bersama dengan empat orang anggota delegasi lainnya, hari-hari saya pun banyak disibukkan dengan kegiatan persiapan keberangkatan ke Melbourne. 

Semua jerih payah kami terbayarkan saat kami tiba di Melbourne. Melbourne adalah sebuah kota kosmopolitan dengan penduduk yang sangat multikultur. Kita dapat menemui berbagai suku bangsa di kota ini. Landscape kota terdiri dari gedung-gedung perkantoran yang tinggi, apartemen, serta jalur tram yang melintas di setiap ruas jalan kota, nyaris tidak ada rumah hunian yang berdiri di kota. Perumahan tersebar di area suburban

Melbourne mengajarkan pada saya pentingnya nilai-nilai toleransi dan kehidupan damai dalam perbedaan, termasuk bagaimana menghormati kebebasan individu, karena masyarakat Melbourne paling tidak suka mengurusi urusan orang lain. Jika boleh saya membandingkannya dengan masyarakat Amerika, masyarakat Australia khususnya Melbourne, mempunyai penghargaan yang lebih tinggi terhadap privasi orang lain.

Selain mendapatkan pengalaman baru dari konferensi WMUN dan pengalaman menjadi narasumber di beberapa media Australia, seperti ABC Radio Australia abcradioaustralia.net.au dan www.sbs.com.au, saya juga belajar banyak dari pengalaman berinteraksi langsung dengan masyarakat Melbourne. Suatu malam, saya dan teman-teman naik sebuah bus yang akan mengantarkan kami dari Hopper’s Crossing Station menuju ke home stay kami di Robert’s Avenue. Singkat cerita, kami berkenalan dengan supir bus tersebut. Oleh karena kami dan supir bus itu sama-sama Muslim dan ternyata supir bus tersebut sudah sering ke Indonesia, dengan baik hati supir bus tersebut menawarkan kepada kami untuk diantarkan ke tempat wisata yang sangat terkenal di Australia.

Saking senangnya mendapat tawaran itu, kami sontak langsung mengiyakan. Seolah lupa dan tidak peduli bahwa kami baru saja mengenal orang tersebut. Keesokan harinya, baru kami sadar bahwa kami sedikit gegabah. Mungkin saja supir bus itu orang jahat yang berniat buruk pada turis asing seperti kami. Terlebih karena supir bus ini merupakan warga Australia yang berasal dari Iran. Negeri yang cukup dapat disejajarkan dengan Saudi Arabia yang rentan dengan isu perdagangan perempuan. Akan tetapi, setelah berpikir lama, akhirnya kami memutuskan untuk pergi pada kahir pekan bersama supir bus tersebut dan tiga orang sepupunya yang lain. 

Hari itu, kami pergi ke The Great Ocean Road , sebuah daerah pesisir pantai di wilayah selatan Victoria State yang dikelilingi tebing-tebing tinggi (cliff), kurang lebih sekitar 3 jam dari Weribee, Melbourne. Pantai yang begitu indah di sepanjang jalan dengan hamparan pasir pantai yang bersih dan karang yang cantik. Setelah itu, kami melakukan off road driving dan fireplace picnic di salah satu hutan di sekitar pantai. Sebuah hutan rindang yang difungsikan sebagai hutan lindung oleh pemerintah Victoria ini, didominasi oleh pohon eucalyptus, tempat dimana koala mencari makan dan tidur sepanjang hari. Lalu, kami juga mengunjungi penangkaran rusa, dimana kami bisa melihat binatang berkantong di habitat aslinya. Sayang, saat itu, hari sudah hampir gelap sehingga kami tidak bisa berlama-lama.

Perjalanan hari itu telah memberikan kesempatan pada kami, Kais (supir bus), Alaa (kakak laki-laki Kais), Haider, dan Mustafa (sepupu Kais) untuk menjadi teman dan keluarga baru. Sekelompok bule Iran yang sebelumnya sempat kami curigai sebagai orang yang hendak berniat jahat, justru adalah kawan baik yang sangat murah hati. Selain mengantarkan kami jalan-jalan, mereka juga menyiapkan hidangan khusus untuk kami. Bahkan, piknik hari itu disiapkan hanya dalam waktu satu malam sepulang kerja. Mereka menyadari bahwa memang tidak seharusnya turis asing seperti kami dengan mudah percaya pada warga Australia. Mereka pun yang sudah seperti ayah kami sendiri menasihati agar lain kali kami tidak melakukan hal yang sama dengan warga Australia yang lain. Warga Australia tertentu bisa jadi adalah orang yang hendak berbuat jahat kepada orang asing. Nasihat tersebut menghilangkan kecemasan kami dan perjalanan berakhir menyenangkan.

Dari pengalaman ini, saya mengambil sebuah pelajaran bahwa orang lain yang sama sekali baru kita kenal pun dapat menjadi teman bahkan keluarga. Selama kita banyak menanamkan kebaikan dan manfaat untuk orang lain, maka suatu saat Tuhan akan memberikan kebaikan pada kita melalui orang lain. Hal serupa juga saya rasakan saat saya dipertemukan dengan Erwin, seorang Indonesia yang telah empat tahun sekolah dan kini telah bekerja sebagai announcer di ABC Radio Melbourne. Saya bertemu dan berkenalan dengan Erwin di sebuah media interview dimana saat itu saya sebagai narasumber. Lalu, kami menjadi teman dan hang out bersama. Hal yang mengejutkan adalah secara tiba-tiba, dia menawarkan pada saya kesempatan untuk intership di ABC (langsung diterima kapanpun saya mau magang). Sebuah kebetulan yang kiranya harus saya syukuri, sebab saya memang sedang mencari peluang magang di luar negeri. Kebaikan Tuhan memang kadang datang melalui orang-orang yang tidak pernah kita duga. 

Ketika teman-teman berkunjung ke negara lain, banyak-banyaklah bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Namun, tetaplah berhati-hati karena siapapun bisa menjadi baik dan jahat kepada kita. Yang harus tetap diperhatikan adalah bagaimana kita memilih teman bergaul dan bagaimana kita bisa menempatkan diri dalam pergaulan tersebut. Usahakan untuk  senantiasa bersikap baik kepada siapa saja, sehingga orang juga akan bersikap baik kepada kita.


Melburn vs Melbourne
A very nice and funny wallpainting at the Crown Side

Yarra River Bridge, Melbourne, Australia
A beautiful scenery down by Yarra River Bridge on my way to Business Centre  District Melbourne

SOCHUM Commitee-Harvard WMUN 2013, Melbourne, Australia
Me and Kevin were representing Sri Lanka at SOCHUM Committee

The Delegation of FISIP UI for Harvard WMUN 2013, Melbourne, Australia
FISIP UI's Delegation, from left are Muthie, Dini, Kevin, Me, and Dyah

Off Road Driving in Melbourne, Australia
One of the most amazing day I had in Melbourne was when I did off road driving in the forest

Iranian Dancing
Never thought that I would learn how to do Iranian dance in Australia
Stalactites Greek Restaurant, Downtown Melbourne
A neat Greek reaturant in the downtown Melbourne, having dinner with Erwin and Kevin 

St. Kilda Beach, Melbourne, Australia
St. Kilda Beach Melbourne, nice view and clean sea water

Top Views of The Great Ocen Road, Victoria, Australia
Me and the girls were taking picture by the Great Ocean Road



4 comments :

  1. Menarik sekali kak. Jadi terinspirasi nih.

    ReplyDelete
  2. haha iya maksih ya Riska..semoga kamu bisa juga melakukan hal yang sama ya..:) semangat selalu :)

    ReplyDelete
  3. wonderful experience ya sweetheart, doakan september aku berangkat ke Jerman ea:D

    ReplyDelete
  4. thank you sweetheart:) Yupz..wish u all the best..
    Rock Germany...gimana progress sponsorshipnya?

    ReplyDelete